dengan adanya praktik manajemen laba yang betujuan untuk memperindahlaporan keuangan perusahaan.Salah satu isu tata kelola perusahaan yang berkembang beberapa tahun terakhiradalah isugender diversity. Gender adalah sebuah konsep yang memandangperbedaan antara pria dan wanita dari sudut non biologis misalnya dari aspeksosial, budaya, dan perilaku (Mutmainah, 2007). Dasar yang menjadi pembedapola fikir berasal dari perbedaan gender, pria dan wanita memiliki perbedaanemosional dan intelektual. Pria dengan sifat maskulinnya memiliki ciri sifatmandiri, pertimbangan penuh, rasional, dan kompetitif. Wanita dengan sifatfemininnya memiliki ciri mengayomi, penuh perhatian, sensitif, danmengandalkan instuisi, Unger (1979) dalam Umar, (1999). Hal ini menyebabkanperbedaan pendekatan setiap keputusan yang diambil antara pria dan wanita. Halini yang menjadikan suatu kendala dalam pengambilan keputusan masing-masinganggota dewan berdasarkan pada perilaku dasarnya yang menyebabkan perbedaandalam memandang suatu masalah dan bagaimana cara menyelesaikannya.Keberagaman gender dipercaya memiliki pengaruh kuat terhadap manajemen labaperusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Catalyst(2004) dikutip oleh Faizah (2009), yang telah berhasil membuktikan hasilpenelitiannya mengenai hubungan antara kinerja korporasi dengan keragaman
6gender. Penelitian menggunakan 353 perusahaan selama 5 tahun dari tahun19960-2000 sebagai sampel. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakanReturn on Equity(ROE) danTotal Return to Shareholders(TRS) meningkatsebesar 34%, seiring meningkatnya jumlah wanita dalam jajaran top manajemen.Dewasa ini, peran wanita di dunia kerja terlihat lebih baik, jumlah wanita yangmengejar jenjang karir telah meningkat signifikan (Omar dan Davidson, 2001).Oleh karena itu keanggotaan dewan tidak selalu dikuasai oleh pria, tetapi terdapatproporsi wanita. Keberagaman gender dalam dewan dipercaya mempengaruhisetiap kebijakan yang diambil dan akan memberikan manfaat kepada perusahaandiantaranya terdapat banyak alternatif perspektif dalam pengambilan keputusan,lebih kreatif dan inovatif dan sukses dalam hal marketing untuk menghadapikonsumen yang berbeda-beda (Krishan dan Parsons, 2008).Di Indonesia sendiri proporsi jumlah wanita yang menduduki jajaran topmanajemen pada organisasi/perusahaan masih sangat sedikit dibandingkan denganjumlah pria. Dari jumlah yang sedikit tersebut, beberapa diantaranya sukses dalammenjalankan perannya dalam jajaran top manajemen.Dikaitkan dengan manajemen laba, perbedaangenderdari top manajemenperusahaan tentunya dapat diasumsikan akan memiliki implikasi pada praktikmanajemen laba dan kualitas pelaporan keuangan. Peni dan Vahaama (2010) danGavious, et al (2012) menyatakan bahwa keberadaan salah satu dari CEO wanitaataupun CFO wanita akan menurunkan tingkat manajemen laba. SedangkanBarua, et al (2010) menyatakan bahwa CFO wanita berpengaruh negatif terhadapmanajemen laba sementara CEO wanita tidak memiliki pengaruh yang signifikan.