2.
Profesionalisme, diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa Akuntan sebagai professional dibidang akuntansi.
3.
Kualitas Jasa, terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
4.
Kepercayaan, pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika professional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Etika professional bagi praktek akuntan di Indonesia disebuat dengan istilah kode etik dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan. Etika
professional dikeluarkan oleh organisasi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam
menjalankan praktek profesinya bagi masyarakat. Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia,
terdiri atas :
1.
Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Sebagai professional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua
pemakai jasa professional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk
bekerja sama dengan anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya
sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk tradisi profesi.
2.
Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada public, menghormati kepercayaan public dan menunjukkan komitmen atas
profesionalitas.
3

Subscribe to view the full document.
3.
Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
professional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan public dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan public, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4.
Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
berada di bawah pengaruh pihak lain.
5.
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau
menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk
bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.Kehati-hatian professional mengharuskan
anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan
ketekunan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Kompetensi
professional dapat dibagi menjadi dua fase yang terpisah yaitu Pencapaian Kompetensi
Profesional dan Pemeliharaan Kompetensi Profesional.


- Fall '19
- Pwartha Dharma