2.
Pemetaan pada skala antara 1:10.000 dan 1:100.000 di mana skala "relief dan kekhasan
yang dapat diwakili."
3.
Pemetaan semua aspek relief, termasuk morfografi, morfometri, morfogenesis, dan
morfokronologi, sehingga perkembangan relief masa lalu, masa kini, dan masa depan bisa
dipelajari.
4.
Penggunaan warna dan simbol untuk menyampaikan informasi.
5.
Kronologi pembentukan dalam perkembangan bentang alam.
6.
Data litologi dimasukkan.
7.
Penyusunan legenda peta dalam urutan genetik-kronologis.
8.
Pengakuan bahwa peta geomorfologi rinci sangat penting untuk pengembangan masa
depan geomorfologi.
Sub-komisi Pemetaan Geomorfologi secara teratur bertemu selama tahun 1960-an. Pada
tahun 1968, pada Kongres IGU di New Delhi, India, subkomisi ini ditingkatkan statusnya
menjadi Komisi Pemetaaan dan Survei Geomorfologi dan diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan Panduan Detil Pemetaan Geomorfologi dan Penyusunan Legenda untuk
Peta Geomorfologi Internasional pada skala 1:2.500.000.
Terlepas dari kerja kolaboratif oleh Komisi Pemetaan dan Survei Geomorfologi, banyak
keanekaragaman dan ketidak sepakatan yang terjadi terutama
pada sifat peta
geomorfologi dan isinya. Banyaknya legenda, pendekatan dan metodologi yang dipakai,
telah berkembang sedemikian banyak. Sebagian besar dari mereka mewakili pandangan
negaranya atau wilayah tertentu dan hanya sedikit yang memenuhi semua persyaratan
dari pemetaan geomorfologi komprehensif. Demek (1982) telah menunjukkan bahwa
perkembangan baru dalam geomorfologi sejak 1970 telah secara substansial meningkat
secara signifikan dan dalam praktek pemetaan geomorfologi. Pemahaman yang lebih baik
dari interaksi gaya endogenik dan eksogenik, berkaitan dengan munculnya teori baru
tentang Tektonik Lempeng dan perkembangan metode penyelidikan Bumi dari ruang
angkasa.
Sesuatu yang baru yang ditekankan dalam mempelajari relief bentangalam adalah
"geomorfologi lingkungan" yaitu pemahaman relief bentangalam bagi kehidupan manusia
beserta aktivitasnya. Metode penelitian yang baru telah diperkenalkan, terutama dalam
kaitannya dengan foto udara, citra satelit, dan citra radar, seiring dengan perkembangan
komputer yang mampu menganalisis data dan menampilkan peta permukaan bumi secara
otomatis. Walaupun ada kemajuan namun permasalahan tetap ada. Selain masalah isi dan
metodologi, juga skala yang tepat untuk peta, baik peta skala besar dan peta skala kecil
belum terjawab. Pertanyaan pertanyaan ini penting untuk diselesaikan terutama bagi masa
depan geomorfologi. Demek berpendapat bahwa, sampai mereka belum menetapkan,
maka tidak ada kemajuan dalam ilmu geomorfologi. Wright (1972) membagi peta
geomorfologi menjadi dua kategori umum, yaitu: "Survei Bentangalam" dan "Penyelidikan
khusus tentang gambaran permukaan bumi." Kategori pertama meliputi berbagai jenis
peta geomorfologi rinci. Kategori kedua mencakup peta khusus seperti "Terrain Analogues".

Bab 11. Peta Geomorfologi
2012
170
[email protected] By Djauhari Noor
11.2. Teori Pemetaan Geomorfologi
Di setiap negara, perkembangan pemetaan geomorfologi mengikuti arah yang berbeda-beda,


You've reached the end of your free preview.
Want to read all 16 pages?
- Spring '15