Menurut Ricardo, kalau harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya
(termasuk upah alami), maka dalam jangka pendek perusahaan akan mengalami laba
ekonomi. Adanya laba ini akan menarik perusahaan-perusahaan lainnya masuk pasar.
Masuknya perusahaan perusahaan baru berarti produksi akan meningkat dan
sebagai akibatnya akan terjadi kelebihan produksi (
over supply
) di pasar. Kelebihan
penawaran barang ini akan mendorong harga-harga turun kembali kepada
keseimbangan semula.
Karena biaya-biaya bahan mentah relatif konstan, maka Ricardo menyimpulkan
bahwa yang paling menentukan tingkat harga adalah tingkat upah alami, yang besarnya
hanya cukup agar para buruh dapat bertahan hidup saja (secara subsiten).
5

Subscribe to view the full document.
Selain itu, Ricardo mempertimbangkan kondisi pekerja, yang mana jika standar
kehidupan minimum meningkat, maka upah minimum juga meningkat. Menurut Ricardo,
ketika standar umum kehidupan meningkat, upah minimum yang dapat dibayarkan
kepada pekerja juga meningkat. Dengan demikian, tingkat upah pada abad ke-19 tidak
akan sama dengan tingkat upah pada abad ke-20. Hal ini mengisyaratkan bahwa
Ricardo mengantisipasi adanya perubahan perekonomian secara menyeluruh.
C. Teori Keunggulan Komparatif (theory of comparative advantage)
Teori keunggulan komparatif (
theory of comparative advantage
) merupakan
salah satu teori yang paling terkenal dari beberapa teori yang dikemukakan oleh David
Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan
komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai
jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya
yang lebih murah daripada negara lainnya.
Yang dimaksud dengan teori ini oleh Ricardo dijelaskan bahwa setiap kelompok
masyarakat atau Negara sebaiknya menghasilkan produk-produk yang dihasilkan lebih
efisien, selanjutnya kelebihan produksi atas kebutuhan dapat diperdagangkan. Sebagai
contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia
mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak
mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan
dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan
murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam
memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar
kopi dan timah.
6

Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar
kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi
barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

Subscribe to view the full document.

- Fall '18
- Misbah