Independen merupakan sikap mental, yang berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan
dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak di
dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapat. Dalam menjalankan tugasnya memperoleh
kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran
laporan keuangan, mungkin saja klien dapat mempunyai kepentingan berbeda dan bertentangan
dengan pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, akuntan harus independen terhadap kepentingan
klien, pemakai laporan keuangan, ataupun kepentingan akuntan itu sendiri.
Di Indonesia sendiri pernah terjadi kasus pelanggaran pada PT. Bank Lippo yang
melibatkan seorang akuntan. Dalam kasus tersebut menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis
laporan informasi berbeda yang di laporkan oleh PT. Bank Lippo. Karena hal tersebut

Subscribe to view the full document.
BAPEPAM menjatuhkan sanksi denda kepada jajaran direksi PT. Bank Lippo dan kepada
akuntan KAP. Dari kasus tersebut menyebabkan profesi akuntan beberapa tahun terakhir telah
mengalami krisis kepercayaan. Hal tersebut mempertegas perlunya kepekaan dan komitmen
yang tinggi profesi akuntan terhadap etika profesi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kasus pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh PT. Bank Lippo?
2.
Bagaimana analisis kasus pelanggaran dari PT. Bank Lippo?
3.
Apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki kasus yang terjadi di PT. Bank Lippo?
4.
Apa yang akan dilakukan untuk mencegah pelanggaran serupa dimasa depan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana kasus pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh PT.
Bank Lippo.
2.
Untuk mengetahui bagaimana analisis kasus dari pelanggaran PT. Bank Lippo.
3.
Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki kasus yang terjadi di PT.
Bank Lippo.
4.
Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan untuk mencegah pelanggaran serupa dimasa
depan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Tujuan profesi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi (Prosiding Kongres VIII IAI tahun 1998, yaitu :
Kredibilitas
. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
Profesionalisme
. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
Kualitas Jasa.
Keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
Kepercayaan.
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Subscribe to view the full document.

- Fall '19
- Pwartha Dharma