21

Subscribe to view the full document.
Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher,
muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas.
Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan
dilakukan selain poin-poin di atas adalah sebagai berikut:
Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat
Pemberian oksigen melalui
face mask
Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau
jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk
meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya
menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup
lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan.
3.11
Komplikasi
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak
berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang
berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai terjadinya apnea,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang
akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh
metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak
teratur, makin meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan
metabolisme otak meningkat, kerusakan neuron otak,
kelumpuhan,
penurunan IQ. Rangkaian kejadian di atas adalah faktor penyebab hingga
terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama.
Faktor-faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang
mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan
timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Jadi
kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan
anatomis di otak hingga terjadi epilepsy.
3.12
Prognosis
Prognosis anak dengan kejang demam sederhana sangat baik. Banyak
anak yang akan mengalami kejang demam kembali, namun risiko epilepsi di
22

kemudian hari tidak lebih besar dibandingkan pada populasi umum (sekitar
1%). Anak dengan kejang demam kompleks hanya memiliki risiko 7% untuk
mengalami kejang demam kembali.
Dengan penangulangan yang tepat dan cepat, prognosis kejang demam
baik dan tidak perlu menyebabkan kematian. Perkembangan mental dan
neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya tidak
memiliki kelainan neurologis.
23

Subscribe to view the full document.
DAFTAR PUSTAKA
1.
H. Pudjiadi, Antonius, dkk.
Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat.
Penerbit :
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2013. Hal 31-37
2.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Pedoman Pelayanan Medis
. Jilid 1. Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. Hal. 150-152
3.
Taslim S Soetomenggolo.
Kejang Demam Dalam Buku Neurologi UI
. Jakarta:
Penerbit FKUI. 2004. Hal. 244-251.


- Summer '10