Ikan pelagis besar antara lain adalah; tuna, cakalang tongkol, tenggiri, cucut, marlin dan
layaran. Kelompok ikan pelagis besar lebih bersifat
oseanik
sedangkan ikan pelagis kecil
lebih bersifat
neritik
.
Ikan demersal adalah jenis-jenis ikan yang hidup di dasar atau dekat dasar perairan
dengan ciri-ciri; membentuk gerombolan yang tidak terlalu besar, gerak ruaya yang tidak
terlalu jauh, gerak/aktifitas yang relatif rendah. Ikan demersal yang paling umum antara
lain adalah kakap merah/bambangan,bawal putih, manyung, kuniran, kurisi, gulamah,
layur, beloso dan peperek. Secara ekologis udang merupakan sumberdaya demersal.
Karena posisinya sebagai komoditas ekspor perikanan sangat penting dan sifat-sifat
biologi yang berbeda dari ikan pada umumnya, upaya pengkajian stoknya biasanya
dilakukan secara terpisah.
Menurut lokasi kegiatan penangkapan, perikanan tangkap di Indonesia dikelompokkan
dalam 3 kelompok, yaitu 1. perikanan lepas pantai (
offshore fisheries
); 2. perikanan
pantai (
coastal fisheries
); dan perikanan darat (
inland fisheries
). Kegiatan perikanan
pantai dan perikanan darat sangat erat kaitannya dengan pengelolaan lingkungan pesisir.
Dampak penangkapan ikan di laut timbul sebagai akibat metode penangkapan yang
digunakan oleh para nelayan. Ada empat cara yang utama yang umum di pakai: 1.
Dengan
menggunakan
pancing, 2. Dengan
jaring/jala, 3. Dengan jaring/jala, dan 4.
Dengan menggunakan bahan peledak (bom).
Dari keempat cara tersebut yang mempunyai dampak paling jelek terhadap tersedianya
sumberdaya ikan di masa yang akan datang adalah yang menggunakan bahan peledak.
Dengan bahan peledak(bom), tidak hanya ikan-ikan besar dan kecil yang mati, tetapi juga
banyak terumbu karang di mana ikan banyak hidup di sekitarnya turut rusak. Rusaknya
terumbu karang berarti berkurangnya jumlah ikan yang dapat ditangkap oleh para
nelayan, khususnya para nelayan kecil, karena memang
jumlah ikan yang hidup di
sekitar terumbu karang yang rusak menjadi sedikit. Pada Tabel 7 ditampilkan potensi
perikanan laut di Kabupaten Sikka.

Prosiding Seminar Nasional III dan Kongres I NREA
18
Setelah penangkapan ikan dengan bahan peledak, cara penangkapan ikan dengan
racun
juga tidak hanya mematikan ikan besar tetapi juga ikan kecil, dan juga mematikan
terumbu karang, walaupun dalam kapasitas yang lebih ringan dibanding dengan
kerusakan karena bahan peledak. Dengan berkurangnya produksi atau hasil tangkapan
ikan selama periode tertentu akan dapat diperkirakan nilai ikan yang hilang karena
penangkapan yang salah tersebut. Tabel 8 menampilkan potensi produksi ikan di
Kabupaten Sikka.
Tabel 7
Potensi Perikanan Laut Kabupaten Sikka
Luas Perairan
5.821,33 km
2
Panjang Garis Pantai
379,30 km
Potensi Lestari Ikan Tangkap
21.175 ton / tahun
Tingkat Pemanfaatan
7.927,9 ton (
33 %)
Jenis Ikan Pelagis yang ditangkap
Tuna, Cakalang, Tongkol, Tengiri, Layang,
Selar, Teri
Jenis Ikan Demersal yang ditangkap
Kerapu, Merah, Kakap, Cucut, Bawal
Sumber
:
Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten Sikka,
Maumere 2001
Tabel 8
Potensi Produksi Ikan di Kabupaten Sikka
No.
Kecamatan
Produksi (ton)
1.


You've reached the end of your free preview.
Want to read all 27 pages?
- Spring '14