±
Dari jumlah curah hujan tahunan yang secara rata-rata sekitar
2000 mm atau lebih, terutama dikawasan Indonesia bagian barat, maka
kesediaan sumber daya air berlimpah. Tetapi mengingat variasi curah
hujan secara temporal dan spasial sangat besar, maka teknologi
modifikasi cuaca di Indonesia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
jumlah curah hujan sehingga sumber daya air yang dipakai pertanian
mencukupi. Dalam pembangkit listrik tenaga air dan irigasi teknologi
modifikasi cuaca diperlukan untuk mengisi waduk.
±
Awan konvektif jenis cumulus (Cu) dan cumulonimbus (Cb)
banyak dijumpai di Indonesia. Awan jenis ini mempunyai pertumbuhan
vertikal mencapai paras yang tinggi. Di bagian atas awan Cb yang
temperaturnya sangat rendah terdiri dari kristal-kristal es, didekat dasar
awan terdiri dari butiran-butiran air, sedangkan dibagian diantaranya
terdiri dari campuran butiran-butiran air kelewat dingin dengan kristal-
kristal es. Akibat tekanan uap jenuh di atas air lebih besar dari pada di
atas es, maka kristal-kristal es akan tumbuh dengan mengorbankan
butiran-butiran air kelewat dingin.
Mikrofisika Awan Dan Hujan
216

±
Jika kristal es tumbuh lebih besar, kecepatan terminalnya
meningkat, kemudian menumbuk butiran air kelewat dingin dan kristal
es yang lebih kecil (lebih lambat) dalam lintasannya. Beberapa kristal es
menjadi begitu besar dan berat, sehingga jatuh keluar dari dasar awan.
Jika temperaur udara di bawah awan sampai ketanah di bawah titik beku
maka kristal es mencapai permukaan tanah sebagai serpih salju,
sebaliknya jika temperatur di bawah awan di atas titik beku maka serpih
salju meleleh dan jatuh sebagai hujan.
±
Kecepatan jatuh terminal tetes bergantung pada ukuran tetes
awan. Untuk tetes awan dengan jejari sampai sekitar 40
m, kecepatan
jatuh terminalnya mengikuti hukum Stokes. Untuk tetes hujan berjejari
antara 0,6 dan 2 mm, kecepatan jatuh terminalnya mengikuti hukum
akar kuadrat. Untuk tetes berukuran menengah antara 40
m dan 0,6
mm, kecepatan jatuh terminalnya berbanding lurus dengan jejarinya.
Gun and Kinzer (1949) telah menghitung kecepatan jatuh terminal tetes
-0,6D
hujan (u) sebagai fungsi diameter tetes (D) yaitu u = 9,65 – 10,3 e
.
Mikrofisika Awan Dan Hujan
217

Bab 10
Modifikasi Cuaca
Mikrofisika Awan Dan Hujan
219
Bagian B : Modifikasi Awan dan Presipitasi
Modifikasi cuaca dimaksudkan sebagai modifikasi awan secara
buatan atas usaha manusia, dengan tujuan :
i. meningkatkan jumlah curah hujan. Dilakukan oleh banyak negara
untuk mengatasi masalah air hujan yang distribusinya secara
temporal dan local tidak merata, terutama dalam sistem monsun
benua maritim Indonesia.
ii. melenyapkan awan. Awan rendah seperti stratus dan kabut
mengandung resiko di lingkungan bandara. Konsep menghilangkan
awan atau kabut yaitu dengan menginjeksikan inti kondensasi atau
inti es. Kabut panas lebih sulit dihilangkan.


You've reached the end of your free preview.
Want to read all 282 pages?
- Winter '18
- Anendha
- Snow